Kadin Ajak Pengusaha Konversikan Hasil Ekspor ke Rupiah

By Admin

nusakini.com--Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama pemerintah dan Bank Indonesia berupaya untuk memperkuat dan menstabilkan nilai tukar rupiah. Kadin menargetkan 50 persen devisa ekspor akan ditukarkan ke rupiah. 

"Kami itu intinya ingin kestabilan dan itu buat kami menyadari bahwa oke kami sepakat usahakan sampai 100 persen dana hasil ekspor kami ke dalam negeri," kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani saat jumpa pers usai pertemuan dengan sejumlah pengusaha, pemerintah dan BI di Hotel Westin, Jakarta.

  Namun demikian, Rosan menyampaikan bahwa sebenarnya para pengusaha komoditas dan batu bara sudah ada yang memindahkan 50 hingga 75 persen DHE-nya ke dalam negeri. Hingga saat ini, baru 80 persen-81 persen DHE yang masuk ke dalam negeri. Sementara sisanya masih ada di luar negeri. 

Dari angka 80 persen-81 persen tersebut, baru 15 persen saja yang ditukarkan dalam mata uang rupiah. Oleh sebab itu, Rosan menargetkan para pengusaha bisa menaikkan paling tidak hingga 40 persen-50 persen.  

"Total dana hasil ekspor 168 miliar dollar AS, kalau 15 persennya saja itu sudah 21 miliar dollar AS. Jika 40-50 persen itu bisa 70 miliar sampai 80 miliar dollar AS yang ditukarkan ke rupiah dan itu akan sangat membantu penguatan mata uang kita," kata Rosan. 

Menurutnya, sekarang yang bisa dilakukan pengusaha adalah dengan mendahulukan kepentingan negara daripada meraup keuntungan. 

"Indonesia terlebih dahulu sebelum rupiah (keuntungan). Kita dahulukan persatuan dengan skala prioritas bersama, sehingga perekonomian terjaga supaya memberi harapan ke depan yang sangat baik," ujarnya. 

Menurut Rosan, pengusaha menyadari sekali kepentingan ekonomi Indonesia jauh lebih penting daripada keuntungan semata. Karena dunia usaha sangat mengerti kalau terjadi pelemahan rupiah terus-menerus bisa repot. 

"Yang repot dunia usaha, 70% bahan baku kita dari impor. Dampaknya akan berasa ke konsumen, efisiensi, atau kombinasi kedua itu," katanya. 

Karena itu, dengan adanya fasilitas swap dari BI sekarang ini maka akan membantu pengusaha untuk mendapat kepastian biaya operasional yang terjaga.

"Buat pengusaha adalah kepastian dan semua terukur saat perencanaan. Kita enggak suka surprise, kita suka kestabilan, kita sadari, kita sepakat, kita usahakan sampai 100% bawa devisa hasil ekspor," tegas dia. 

Pihaknya juga menyambut baik rencana pemerintah yang tengah menyiapkan insentif Dana Hasil Ekspor (DHE). Kebijakan ini dipandang tepat di tengah tekanan ketidakpastian ekonomi, terutama yang diakibatkan dari faktor eksternal. 

"Kita apresiasi yang setinggi-tingginya ,karena kita mendengar langsung pemerintah, sangat responsif terhadap keadaan sekarang. Yang dibutuhkan adalah sinergi bersama, dunia usaha, pemerintah , dan BI,” kata dia. 

Pihaknya berharap dalam waktu dekat akan semakin banyak DHE yang masuk dikonversikan ke rupiah. 

"Dengan total ekspor yang mencapai US$ 165 miliar, dapat dilihat masih ada 20% DHE yang bisa dibawa masuk yang bisa menambah DHE dalam negeri kita sebesar US$ 21 miliar, sehingga dengan semakin banyak DHE yang ditukarkan ke dalam negeri hal tersebut mampu membantu penguatan mata uang Rupiah,” pungkasnya. (p/ab)